PT. SABANG MERAUKE SEJAHTERA



" Ketika wajah ini penat memikirkan dunia maka berwudhulah, Ketika tangan ini lelah menggapai cita-cita maka bertakbirlah, Ketika pudak ini tak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah. Ikhlaskan semua dan mendekatlah pada-Nya. Agar tunduk disaat yang lain angkuh, agar teguh di saat yang lain runtuh dan agar tegar di saat yang lain terlempar"

Selasa, 10 April 2012

Macam - Macam Hypermetropia

Macam - Macam Hypermetropia

1.      Hy. Monifes / nyata
Disini pemeriksaan dilakukan dalam keadaan biasa, yaitu dikoreksi dengan lensa spheris plus (+) yang terbesar yang menghasilkan visus terbaik.
2.      Hy. Total
Dikoreksi dalam keadaan cycloplegia, yaitu otot akomodasi mata dikumpulkanmisalkan dengan mydriatied. Disini Ro yang bekerja di Optikal dilarang memakai obat-obatan yang bersifat cyclopleqic karena dapat mengakibatkan glaucoma (karena canalis scnemm menyempit atau tersumbat) pada koreksi ini hasilnya akan lebih besar dari Hy. Manifest.
3.      Hy. Laten
Merupakan selisih antara Hy. Manifest dengan Hy. Total. Biasanya kasus ini didapat pada penderita anak-anak atau pada anak muda dimana daya akomodasi cukup besar.

Gejala – Gejala Hypermetropia
1.      Gejala Subjektif
Karena akomodasi terus menerus terjadilah keluhan yang disebut Astenopia Accomodasion atau Astenofergen, yaitu akibat konvergensi yang terus menerus.
Missal : mata cepat lelah, berat untuk membaca, sering berair, pusing dll.
2.      Gejala Objektif
Mata sebelah merah karena aksi yang terus menerus, COA dangkal dan sempit, pupil sering mengecil (miosis).


Hypermetropia

Hypermetropia

Di sebut juga Far Sigted Eye atau Mata Jauh atau Rabun dekat, adalah kelainan mata dimana sinar-sinar sejajar sumbu untama mata masuk kedalam mata tanpa akomodasi dibiaskan jatuh dibelakang retina.
Tahun 1755 Kastner, seorang ahli matematika, menemukan kelainan ini. Tahun 1858 Donders, seorang ahli mata dari Usrecht – Belanda member nama Hypermetropia pada kelainan tersebut. Beberapa tahun kemudian Helmholtz mempergunakan istilah Hypropia, tetapi istilah ini kurang begitu popular. Istilah lainnya adalah  Long Sightedness Eye yang juga dinilai kurang tepat karena dalam derajat hypermetropia yang rendah, melihat jauh masih jelas tetapi dalam keadaan akomodasi.
Pembagian Hypermetrope

1.      Berdasarkan Etiologi, terbagi atas :
a.       Axial Hypermetropia
Terjadi karena diameter bola mata lebih pendek dari normal.
Dapat disebabkan oleh :
- Bawaan / Congenital Misal : Micropthalmia
- Didapat / Acguered Misal : Retinopati Centralis

b.      Refraktif Hypermetropia
Terjadi karena kelainan dari komponen matanya, misalkan :
- Cornea lebih datar atau Aplanatio Corneae
- Aqueus Humor lebih encer
- Lensa lebih tipis
- Sclerotis lentis yang mengakibatkan lensa tidak dapat berakomodasi
- Lens extractive, yaitu pengambilan lensa mata akibat katarak atau trauma

2.      Berdasarkan Ukuran, terbagi atas :
a.       Hypermetropia Ringan            : S + 0,25 – S + 3,00
b.      Hypermetropia Sedang           : S + 3,25 – S + 6,00
c.       Hypermetropia Tinggi / Berat : > S + 6,25
Materi terkait baca disini!

Rabu, 04 April 2012

Bonus Tambahan Ilmu

Bonus Tambahan Ilmu

a. Glaucoma accut dapat terjadi bila glaucoma chronis ditetesi midriasil
b. Tanda Strabismus : pupil tidak simetris
c. Sebab-sebab strabismus :
1. An isometropia
2. Amblyopia
3. Tidak seimbangnya kerja sam otot OD dan OS
4. Accomodasi terus menerus
5. Paralyse otot-otot bola mata
d. Dalam pemeriksaan refraksi, OD didahulukan untuk keseragaman
e. Exopthalmus (mata menonjol) dapat terjadi karena tumor atau hyper thyroid
f. An isokonia terjadi karena Anisometropia tinggi
g. Diplopia (penglihatan ganda) terjadi karena An isokonia
h. Catarax terjadi karena lensa tidak mendapat makanan (selerosis).
Materi terkait baca disini!

Tajam Penglihatan Jarak Dekat

Tajam Penglihatan Jarak Dekat

            Untuk menentukan tajam penglihatan seseorang pada jarak dekat, kita minta orang tersebut membaca reading test pada jarak baca yaitu ± 30 – 40 cm.
            Pemeriksaan visus untuk jarak dekat sudah lama dilakukan :
a.       1623 oleh Daza del Valdez
b.      1815 oleh Chevalier & Tauber
c.       1843 oleh Himly

Namun pemeriksaan yang lebih ilmiah baru dilakukan pada tahun 1868 oleh Herman Snellen, yaitu dengan menggunakan reading test yang berprinsip pada optotip jarak jauh dimana huruf-huruf reading test membentuk sudut sebesar 5’ dengan jarak baca 14-16 inchi. Pada reading test tersebut dicantumkan D dan d yang biasanya ditulis : 20/20, 20/40, dst. 

Reading test snellen kemudian dimodifikasikan oleh beberapa ahli mata, antara lain : 1882 oleh Nieden dan 1885 oleh Oliver. Reading test Oliver terdiri dari huruf-huruf yang tidak ada hubungannya satu sama lain, supaya tidak mudah ditebak. Namun reading test ini kurang begitu popular sehingga sampai saat ini yang banyak dipakai reading test snellen dari E.von Jaeger (1854 - 1887) dari Vienna.

Reading test Janger kurang begitu jelas asal usulnya atau atas dasar apa reading test tersebut dibuat, lagi pula jaeger tidak mencantumkan jarak bacanya. Reading test ini dibuat dalam bentuk kalimat-kalimat yang besar, hurufnya berbeda-beda yang dinyatakan dengan J1, J2, J3, dst. Secara ilmiah reading test janger kurang dapat dipertanggung jawabkan.

            Mengingat perlu adanya setandar reading test, maka pada tahun 1951 Brition Faculty of Opthalmologie mengusulkan agar dipergunakan suatu setandar untuk reading test sesuai dengan standar yang dipakai percetakan yaitu Printers Point System. 1 point = 1/72 inchi. Pada system ini dacantumkan tanda N (Near) missal : N5 berarti huruf tersebut terdiri dari 5 point atau besarnya = 5/72 inchi. Dianjurkan juga jarak bacanya missal : N5 pada jarak 30 cm.
Materi terkait baca disini!

Sejarah Pemeriksaan Refraksi atau Tajam Penglihatan

Sejarah Pemeriksaan Refraksi atau Tajam Penglihatan

            Pada abad 17 Dr. Yurin mengemukakan metode pemeriksaan visus dengan menggunakan tes objek berupa Strip atau garis-garis tebal berwarna hitam putih berselang seling dan sejajar. Pasien diminta bergerak mundur menjauhi test objek tersebut sampai pada jarak tertentu dimana pasien tidak dapat membedakan garis-garis tersebut.
            Dengan mengukur jarak antara titik objek sampai tempat pasien berdiri, dan menghitung besar sudut yang dibentuk antara strip hitam putih tersebut, Dr. Yurin menentukan tajam penglihatan pasiennya.
            Goldman mengembangkan prinsip Dr. Yurin dengan membentuk optotip yang disebut cecker board, dimana salah satu segi empat berbeda dibandingkan tiga segi empat lainnya. Pasien diminta menunjukkan letak segi empat yang berbeda itu. Cecker board yang berbeda tersebut akhirnya akan kelihatan seperti papan yang berwarna abu-abu.
Materi terkait baca disini!

Tajam Penglihatan

Tajam Penglihatan

            Tajam penglihatan disebut juga Visual Acility atau Acies Visus yaitu kemampuan seseorang untuk dapat melihat suatu objek yang sekecil mungkin tanpa akomodasi. Seseorang dikatakan berpenglihatan normal bila seseorang tersebut dapat melihat atau membedakan 2 buah titik yang membentuk sudut sebesar 1’ atau 0,0003 radial.

            Bila kita melihat 2 buah titik cahaya, missal : sumber cayaha cahaya yang datang dari lampu mobil yang berada sangat jauh dari tempat kita memandang,  maka akan terlihat oleh mata kita seakan-akan berasal dari satu sumber cahaya. Bila mobil tersebut mendekati tempat kita berdiri, lama kelamaan sumbercahaya tersebut menjadi makin besar dan semakin terang sampai pada suatu jarak tertentu akan terlihat oleh mata kita bahwa sumber cahaya tersebut berasal dari 2 buah lampu mobil.

            Diketahui ø cones cel atau sel kerucut pada fovea centralis ± 3 µ. Jadi pada jarak takterhingga tadi, bayangan dari sumber cahaya jatuh pada satu sel cones, sedangkan pada jarak yang lebih dekat, pada saat itu jarak antara bayangan yang satu dengan yang lain pada retina ± 1,2/3 sel = 3µ.

Materi terkait baca disini!

Dua Teori Akomodasi Lensa

Dua Teori Akomodasi Lensa


Teori Helmaholtz (teori pasif)

Benda yang terlihat di jauh takterhingga akan dilihat oleh mata dalam keadaan istirahat dimana bayangan jatuh tepat diretina ini adalah akibat kontraksi Musculus Ciliaris, Pars Longitudinalis dan Pars Radialis. Hal ini akan mengakibatkan zonula zinii menegang dan lensa memipih disebut un accommodated eye.
Pada keadaan akomodasi pars ciliaris berkontraksi dan mengakibatkan Processus Ciliaris bergerak kedepan dan ketengah yang menyebabkan zonula zinii mengendor dan lensa mencembung.

Teori Tscherning (teori aktif)

Disini bila musculus ciliaris berkontraksi zonula zinii akan menegang dan lensa akan tertarik keluar (menjadi pipih) sedangkan bagian tengah lensa yang lebih kompak (padat) tidak akan ikut memipih jadi akan kelihatan lebih cembung.

Selasa, 03 April 2012

Singkatan-singkatan atau Istilah-istilah yang perlu di ketahui bagian II:


Singkatan-singkatan atau Istilah-istilah yang perlu di ketahui bagian II:
a.       Amplitudo Akomodasi (AA) : PP – PR (dioptri maupun cm)
b.      Afakia : keadaan bolamata dimana lensa mata sudah dikeluarkan (lens extractive)
c.       Katarak : keadaan mata dimana lensa mata mengalami kekeruhan
Pembagian Katarak     :
1.      Dilihat dari kekeruhan lensanya :
a.       Immature         : Belum matantg
b.      Mature             : matang
2.      Dilihat dari asalnya / Etiologinya :
a.       Senilis              : akibat ketuaan / bertambahnya usia
b.      Kongeritalis     : terjadi sejak fetus / dalam kandungan
c.       Infantile          : terjadi pada bayi / sesudah lahir
d.      Yuvenik          : terjadi pada anak muda (>20 tahun)
e.       Traumatis        : akibat trauma, missal : benturan, zatkimia, sinar dll
f.       Infectious        : akibat peradangan
Materi terkait baca disini!

Visus


Visus
Yang dinamakan dengan visus adalah kemampuan seseorang untuk dapat melihat suatau objek dengan jelas tanpa akomodasi. Dengan kata lain visus adalah suatu bilangan yang menunjukkan ketajaman penglihatan.
Misal : Visus A           : 6/40
            Artinya            : si A dapat mengenal huruf tersebut pada jarak 6 m sedangkan orang normal dapat mengenal huruf tersebut pada jarak 40 m.
Pada mata yang visusnya kurang dari 1 (5/5 atau 6/6) dikoreksi dengan lensa spheris (+) atau (-), lensa cylindris (+) atau (-) dan lensa spherocylinder, dimana kekuatan dari lensa-lensa tersebut dinyatakan dalam Dioptri (D).
Ada 3 hal yang diakibatkan oleh pemaksaan koreksi yang tidak mencapai 6/6 :
1.      Astigmat
2.      Distorsi
3.      Effelprioma 
Materi terkait baca disini!

Optotip


Optotip

Sebagaimana yang sudah kita ketahui didalam optotip terlihat huruf-huruf yang semakin kebawah semakin kecil. Bila angka atau huruf atau angka yang terbesar tidak terlihat juga oleh penderita, maka kita gunakan finger counting yaitu pada jarak 6 m sampai 1 m dan dinyatakan dalam tajam penglihatan 6/60 sampai 1/60.
Bila dengan menghitung jari, tidak dapat dinyatakan oleh penderita maka kita akan menggunakan Hand Movement, dimana visus dinyatakan 1/300.
Bila gerakan ini tak terlihat juga maka kita akan memakai lampu senter untuk menunjukkan apakah penderita masih dapat melihat cahaya atau tidak, ini disebut dengan Light Perception, dimana visus dinyatakan 1/ (takterhingga).
Dalam hal ini dia tak tahu datangnya arah sinar, maka hal ini disebut sebagai proyeksi negataif yang dinyatakan dengan visus 1/∞ Proyeksi Negatif.
Sebaliknya bila dia tahu arah datangnya sinar, dinyatakan dengan 1/∞ Proyeksi Positif.
Bila penderita tidak dapat melihat cahaya atau tidak dapat membedakan terang dan gelap, dinyatakan buta total. Adapun tanda buta total adalah padasaat mata disinari, pupil tidak bereaksi.
Materi terkait baca disini!

Senin, 02 April 2012

Singkatan-singkatan atau Istilah-istilah yang perlu di ketahui ( Bagian I ) :

 Singkatan-singkatan atau Istilah-istilah yang perlu di ketahui ( Bagian I ) :

a.       OD : Oculus Dextra

b.      OS : Oculus Sinistra

c.       AVOD : Acies Visus Oculus Dextra

d.      Hy : Hypermetrope

e.       My : Myope

f.       Ast : Astigmat

g.      S/Sph : Spheris

h.      Cyl : Cylinder

i.        PD : Papillae Distancia

j.        DV : Vertex Distance

k.      PP : Punctum Proximum ( titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan akomodasi sekuatnya )

l.        PR : Punctum Remotum ( titik terjauh yang masih dapat dilihat jelas tanpa menggunakan akomodasi )

m.    Acc  : Akomodasi

n.      Add : Addition

o.      Luxasio Lentis :  Keadaan mata dimana lensa lepas dari zonula zini

p.      Macula : Bintik putih di cornea yang agak tebal

q.      Nebula  : Bintik putih dicornea yang tipis

r.        Leucoma  : Bintik putih di cornea yang melebar

s.  Glaucoma : Tekanan bola mata yang meninggi yang disebabkan input tidak sama dengan outflow dari cairan Aqueus Humor

t.        Ablation Retina : Terlepasnya lapisan retina dari tempatnya atau lapisan retina yang sobek

u.  Amblyopia: Penurunan visus tanpa diketahui atau diketemukan kelainan organiknya (tidak dapat dikoreksi)

v.      Anisometropia : Keadaan dua belah mata dimana kekuatan mata yang satu tidak sama dengan kekuatan mata lain

w.    Anisokonia : Keadaan dua belah mata dimana maya yang satu Hy dan yang lain My

x.      Akomodasi : Pada akomodasi mata terjadi 3 peristiwa yang disebut Trias Akomodasi :

1.      Konvergensi : usaha dari kedua mata untuk melihat benda

2.      Miosis : Mengecilnya pupil mata

3.      Akomodasi Lensa : Bayangan diusahakan jatuh tepat diretina

Ada dua teori akomodasi lensa:

1.      Teori Tscherring                           

2.      Teori Helm Holtz                         

y.      Akomodasi Sepasmus : Kekejangan dari otot bola mata akibat akomodasi terus menerus 
Materi terkait baca disini!

Kacamata


Kacamata

Kacamata dalam arti umum bersifat berlawanan dari kelainan mata sehingga kesalahan-kesalahan ini akan saling menetralisir. Kita juga dapat membuat mata menjadi Ametrop yaitu dengan jalan memberikan atau memasang kontak lens dimata tersebut. Dan ini dapat dibuat Emmetrop kembali dengan kacamata yang berlawanan ukurannya dengan contact lens tersebut. Jadi disini kombinasi kacamata dengan contact lens tersebut mempunyai nilai nol.












           
  Telah diketahui bahwa pada Ametropia bayangan di retina kabur, sedangkan pada Emmetrope bayangan di retina jelas. Disini mata kita disebut Emmetrope jika mempunyai tajam penglihatan maximum, sebaliknya dengan membuat tajam penglihatan maximum maka mata menjadi Emmetrope tanpa akomodasi ( untuk jarak jauh ). Dan ini kita anggap suatu mata yang ideal. Usaha untuk kearah tajam penglihatan maksimum adalah bersamaan dengan usaha melihattanpa kesalahan dalam keadaan confortable (nyaman).
            Kacamata dengan ukuran yang tidak penuh pengoreksian matanya adalah kacamata yang salah. Karena karena orang tersebut akan mengusahakan matanya secara tidak normal untuk melihat secara maksimum ( konsentrasinya). Hal ini dapat dikerjakan atau terpaksa dikerjakan jika:
1.      Ada perubahan kacamata yang sangat besar
2.      Pada Annisometropia tinggi
3.      Pada perubahan kekuatan Astigmat tinggi yang disertai perubahan axisnya.
Jadi pada pemeriksaan refraksi kita harus berusaha membuat tajam penglihatan mata yang maksimal ( optimal ), janganlah puas dengan hasil yang tidak penuh ( tajam penglihatan yang kurang ) karena kelainan refraksi bukanlah penyakit atau suatu kelemahan dari mata, meskipun kelainan bentuk ( akibat pertumbuhan ) dan akibat dari ketuaan dapat menyebabkan kelainan refraksi.


Pemeriksaan refraksi dibagi dua:
1.      Pemeriksaan secara objektif, dimana pada pengukuran pasien bersifat pasif atau tidak bicara. Yang menentukannya adalah pemeriksa dengan alat-alat optic atau refraksi seperti:
o   Streak / Retinoscope
o   Refractiometer
o   Keratometer
o   Computer
2.      Pemeriksaan secara subjektif, dimana pada pengukuran pasien bersifat aktif karena dia merasakan perubahan-perubahan yang diberikan padanya oleh pemeriksa. Untuk itu diperlukan ruangan yang cukup besar atau tertentu. Alat-alat refraksi yang dipergunakan adalah:
o   Trial Lens Set dan Trial Frame
o   Optotip dan Clock Dial
Yang semuanya akan dibicarakan satu persatu.
Materi terkait baca disini!