Hypermetropia
Di sebut juga Far Sigted Eye atau Mata Jauh atau Rabun dekat, adalah kelainan mata dimana sinar-sinar sejajar sumbu untama mata masuk kedalam mata tanpa akomodasi dibiaskan jatuh dibelakang retina.
Tahun 1755 Kastner, seorang ahli matematika, menemukan kelainan ini. Tahun 1858 Donders, seorang ahli mata dari Usrecht – Belanda member nama Hypermetropia pada kelainan tersebut. Beberapa tahun kemudian Helmholtz mempergunakan istilah Hypropia, tetapi istilah ini kurang begitu popular. Istilah lainnya adalah Long Sightedness Eye yang juga dinilai kurang tepat karena dalam derajat hypermetropia yang rendah, melihat jauh masih jelas tetapi dalam keadaan akomodasi.
Pembagian Hypermetrope
1. Berdasarkan Etiologi, terbagi atas :
a. Axial Hypermetropia
Terjadi karena diameter bola mata lebih pendek dari normal.
Dapat disebabkan oleh :
- Bawaan / Congenital Misal : Micropthalmia
- Didapat / Acguered Misal : Retinopati Centralis
b. Refraktif Hypermetropia
Terjadi karena kelainan dari komponen matanya, misalkan :
- Cornea lebih datar atau Aplanatio Corneae
- Aqueus Humor lebih encer
- Lensa lebih tipis
- Sclerotis lentis yang mengakibatkan lensa tidak dapat berakomodasi
- Lens extractive, yaitu pengambilan lensa mata akibat katarak atau trauma
2. Berdasarkan Ukuran, terbagi atas :
a. Hypermetropia Ringan : S + 0,25 – S + 3,00
b. Hypermetropia Sedang : S + 3,25 – S + 6,00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar