Kacamata
Telah diketahui bahwa pada Ametropia bayangan di retina kabur, sedangkan pada Emmetrope bayangan di retina jelas. Disini mata kita disebut Emmetrope jika mempunyai tajam penglihatan maximum, sebaliknya dengan membuat tajam penglihatan maximum maka mata menjadi Emmetrope tanpa akomodasi ( untuk jarak jauh ). Dan ini kita anggap suatu mata yang ideal. Usaha untuk kearah tajam penglihatan maksimum adalah bersamaan dengan usaha melihattanpa kesalahan dalam keadaan confortable (nyaman).
Kacamata
dengan ukuran yang tidak penuh pengoreksian matanya adalah kacamata yang salah.
Karena karena orang tersebut akan mengusahakan matanya secara tidak normal
untuk melihat secara maksimum ( konsentrasinya). Hal ini dapat dikerjakan atau
terpaksa dikerjakan jika:
1. Ada
perubahan kacamata yang sangat besar
2. Pada
Annisometropia tinggi
3. Pada
perubahan kekuatan Astigmat tinggi yang disertai perubahan axisnya.
Jadi pada pemeriksaan
refraksi kita harus berusaha membuat tajam penglihatan mata yang maksimal (
optimal ), janganlah puas dengan hasil yang tidak penuh ( tajam penglihatan
yang kurang ) karena kelainan refraksi bukanlah penyakit atau suatu kelemahan
dari mata, meskipun kelainan bentuk ( akibat pertumbuhan ) dan akibat dari
ketuaan dapat menyebabkan kelainan refraksi.
Pemeriksaan refraksi
dibagi dua:
1. Pemeriksaan
secara objektif, dimana pada pengukuran pasien bersifat pasif atau tidak
bicara. Yang menentukannya adalah pemeriksa dengan alat-alat optic atau
refraksi seperti:
o
Streak / Retinoscope
o
Refractiometer
o
Keratometer
o
Computer
2. Pemeriksaan
secara subjektif, dimana pada pengukuran pasien bersifat aktif karena dia
merasakan perubahan-perubahan yang diberikan padanya oleh pemeriksa. Untuk itu
diperlukan ruangan yang cukup besar atau tertentu. Alat-alat refraksi yang
dipergunakan adalah:
o
Trial Lens Set dan Trial Frame
o
Optotip dan Clock Dial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar