PT. SABANG MERAUKE SEJAHTERA



" Ketika wajah ini penat memikirkan dunia maka berwudhulah, Ketika tangan ini lelah menggapai cita-cita maka bertakbirlah, Ketika pudak ini tak kuasa memikul amanah, maka bersujudlah. Ikhlaskan semua dan mendekatlah pada-Nya. Agar tunduk disaat yang lain angkuh, agar teguh di saat yang lain runtuh dan agar tegar di saat yang lain terlempar"

Senin, 02 April 2012

Kacamata


Kacamata

Kacamata dalam arti umum bersifat berlawanan dari kelainan mata sehingga kesalahan-kesalahan ini akan saling menetralisir. Kita juga dapat membuat mata menjadi Ametrop yaitu dengan jalan memberikan atau memasang kontak lens dimata tersebut. Dan ini dapat dibuat Emmetrop kembali dengan kacamata yang berlawanan ukurannya dengan contact lens tersebut. Jadi disini kombinasi kacamata dengan contact lens tersebut mempunyai nilai nol.












           
  Telah diketahui bahwa pada Ametropia bayangan di retina kabur, sedangkan pada Emmetrope bayangan di retina jelas. Disini mata kita disebut Emmetrope jika mempunyai tajam penglihatan maximum, sebaliknya dengan membuat tajam penglihatan maximum maka mata menjadi Emmetrope tanpa akomodasi ( untuk jarak jauh ). Dan ini kita anggap suatu mata yang ideal. Usaha untuk kearah tajam penglihatan maksimum adalah bersamaan dengan usaha melihattanpa kesalahan dalam keadaan confortable (nyaman).
            Kacamata dengan ukuran yang tidak penuh pengoreksian matanya adalah kacamata yang salah. Karena karena orang tersebut akan mengusahakan matanya secara tidak normal untuk melihat secara maksimum ( konsentrasinya). Hal ini dapat dikerjakan atau terpaksa dikerjakan jika:
1.      Ada perubahan kacamata yang sangat besar
2.      Pada Annisometropia tinggi
3.      Pada perubahan kekuatan Astigmat tinggi yang disertai perubahan axisnya.
Jadi pada pemeriksaan refraksi kita harus berusaha membuat tajam penglihatan mata yang maksimal ( optimal ), janganlah puas dengan hasil yang tidak penuh ( tajam penglihatan yang kurang ) karena kelainan refraksi bukanlah penyakit atau suatu kelemahan dari mata, meskipun kelainan bentuk ( akibat pertumbuhan ) dan akibat dari ketuaan dapat menyebabkan kelainan refraksi.


Pemeriksaan refraksi dibagi dua:
1.      Pemeriksaan secara objektif, dimana pada pengukuran pasien bersifat pasif atau tidak bicara. Yang menentukannya adalah pemeriksa dengan alat-alat optic atau refraksi seperti:
o   Streak / Retinoscope
o   Refractiometer
o   Keratometer
o   Computer
2.      Pemeriksaan secara subjektif, dimana pada pengukuran pasien bersifat aktif karena dia merasakan perubahan-perubahan yang diberikan padanya oleh pemeriksa. Untuk itu diperlukan ruangan yang cukup besar atau tertentu. Alat-alat refraksi yang dipergunakan adalah:
o   Trial Lens Set dan Trial Frame
o   Optotip dan Clock Dial
Yang semuanya akan dibicarakan satu persatu.
Materi terkait baca disini!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar